Rembug Warga di Dukupuntang: Merawat Sejarah, Menguatkan Generasi
Mahasiswa Praktik Islamologi Terapan (PIT) Institut Studi Islam Fahmina (ISIF) Cirebon kembali hadir di tengah masyarakat dengan menggelar Rembug Warga di Desa Dukupuntang, Kecamatan Dukupuntang, Kabupaten Cirebon, Jumat malam 22 Agustus 2025.
Acara yang berlangsung di Musholla Arrahmah ini diikuti para kiai sepuh, ustadz, ketua RT dan RW, tokoh masyarakat, serta warga desa. Forum diskusi ini menjadi ruang bersama untuk menelusuri sejarah Dukupuntang, menggali situs budaya, sekaligus membicarakan peran pendidikan bagi generasi muda.
Jejak Sejarah Dukupuntang
Dukupuntang lahir dari penggabungan dua desa, Dukumalang dan Puntang, pada masa Hindia Belanda sekitar tahun 1912. Nama Duku berasal dari Dukumalang, sementara Puntang diambil dari Puntang.
Sejarah desa ini lekat dengan kisah perlawanan Kesultanan Cirebon terhadap Rajagaluh. Puntang dikenal sebagai benteng pertahanan, sedangkan Dukumalang dikenang dari cerita pepohonan besar yang melintang di jalan desa.
Lebih jauh, cerita rakyat menyebut Dukupuntang pernah menjadi tempat pengungsian ribuan orang dari Bagdad, termasuk empat anak Sultan Bagdad. Mereka turut mewarnai kehidupan masyarakat dengan membawa tradisi seperti musik gembyung. Hingga kini, masyarakat setempat masih menjaga kearifan lokal berupa pantangan memakan daging kijang dan oyong yang diyakini sebagai bagian dari warisan leluhur.
Budaya, Pendidikan, dan Masa Depan Generasi Muda
Forum rembug juga menyoroti pentingnya peran pendidikan dalam melestarikan budaya. Narasumber dan tokoh masyarakat menekankan bahwa situs sejarah dan tradisi lokal harus dikenalkan sejak dini kepada generasi muda.
Diskusi berlangsung hangat, diwarnai semangat kebersamaan warga. Pada akhirnya, forum menyepakati dibentuknya tim khusus dokumentasi dan pelestarian budaya. Tim ini bertugas mendata, merawat, dan mengembangkan potensi budaya Dukupuntang agar tetap terjaga.
Selain itu, forum juga merancang agenda tahunan berupa kegiatan budaya yang melibatkan seluruh warga desa. Harapannya, tradisi Dukupuntang tidak hanya bertahan, tetapi juga menjadi sumber inspirasi dan kekuatan masyarakat di tengah tantangan zaman.
Menjaga Akar, Menghadapi Tantangan
Rembug Warga di Dukupuntang memberi pesan penting bahwa menjaga tradisi bukan berarti menolak modernitas. Justru dengan berakar kuat pada budaya leluhur, generasi muda bisa tumbuh lebih percaya diri dalam menghadapi perubahan zaman.
Mahasiswa ISIF bersama masyarakat Dukupuntang berkomitmen untuk terus merawat sejarah, menguatkan budaya, dan menjadikannya fondasi pendidikan generasi masa depan.
created by grace
Wujudkan impian akademik Anda di Institut Studi Islam Fahmina dengan program studi unggulan, dosen ahli, dan fasilitas lengkap yang mendukung kesuksesan masa depan
Jl. Swasembada Jl. Majasem No.15, Karyamulya, Kec. Kesambi, Kota Cirebon, Jawa Barat 45135
+62 878-9019-8284
+62 878-9019-8284
info@kuliahkaryawan.net
© Copyright kuliahkaryawan All Rights Reserved