Logo

Cerita PIT-PAR: Pemberdayaan Ekonomi Melalui Budidaya Bunga Tujuh Rupa

Home

>

berita

Cerita PIT-PAR: Pemberdayaan Ekonomi Melalui Budidaya Bunga Tujuh Rupa

Aksi Sosial Mahasiswa ISIF: Budidaya Bunga Tujuh Rupa di Kejuden

Mahasiswa Praktik Islamologi Terapan berbasis Participatory Action Research (PIT-PAR) Kelompok 3 Desa Kejuden melaksanakan aksi sosial kedua berupa pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui budidaya bunga tujuh rupa pada Rabu, 3 September 2025.

Desa Kejuden masih memiliki banyak lahan kosong yang belum dimanfaatkan secara produktif. Melihat peluang ini, mahasiswa bersama masyarakat berinisiatif untuk mengelola lahan tersebut menjadi perkebunan bunga.

Kolaborasi dengan Petani Bunga Lokal
Program ini menggandeng Mas Malik, seorang petani bunga asal Blok Walikukun yang sudah berpengalaman dalam bisnis bunga. Ia bahkan telah mendirikan usaha dengan nama PT Mekar Jaya Mulya yang menanam berbagai jenis bunga, seperti kingkong, kenanga, cempaka, melati, mawar, cakrak cakrik, hingga soka.

Teknik budidaya dilakukan dengan media sekam padi, pupuk kandang, dan cocopit. Bunga kingkong ditanam melalui biji, sementara jenis lain menggunakan stek batang. Bunga kingkong bisa dipanen dalam waktu dua bulan, dengan hasil panen yang berlanjut hingga tiga bulan berikutnya. Permintaan pasar cukup stabil, terutama pada hari Selasa dan Kamis, dengan distribusi yang menjangkau daerah Trusmi, Gunung Jati, Kramat, Jabang Bayi, Kanoman, Jamblang, Palimanan, hingga Plumbon.

Pendekatan Capital Budgeting
Menurut koordinator kegiatan, Aad Sa’dullah, pendekatan yang digunakan adalah capital budgeting. Tujuannya agar lahan kosong di Desa Kejuden dapat diberdayakan secara produktif dan memberi nilai ekonomi bagi masyarakat. Mahasiswa berperan sebagai fasilitator, sedangkan Mas Malik bertindak sebagai pendamping sekaligus penggerak. Ia juga mengajak anak-anak muda desa untuk belajar dan melanjutkan usaha perkebunan bunga.

Tantangan dan Solusi
Meski menjanjikan, budidaya bunga juga menghadapi tantangan. Serangan hama seperti kupu-kupu, wereng, dan belalang menjadi masalah utama. Untuk mengatasinya, Mas Malik melakukan penyemprotan pestisida dan pemberian pupuk penyubur seminggu sekali.

Sambutan Masyarakat
Warga Desa Kejuden menyambut baik kegiatan ini. Bahrun, salah seorang warga, menyatakan rasa syukur karena Mas Malik mau berbagi ilmu dan pengalaman dengan masyarakat. Menurutnya, peluang distribusi sudah terbuka lebar sehingga warga tidak perlu khawatir dengan pemasaran.

Peluang Ekonomi yang Berkelanjutan
Mahasiswa PIT-PAR berharap kerja sama ini mampu menginspirasi masyarakat maupun pemerintah desa untuk memanfaatkan lahan kosong dan tanah bengkok yang selama ini terbengkalai. Dengan tradisi masyarakat Cirebon yang masih banyak menggunakan bunga dalam pernikahan, tujuh bulanan, ziarah kubur, hingga upacara kematian, budidaya bunga tujuh rupa diyakini sebagai peluang ekonomi yang berkelanjutan bagi warga Kejuden.

created by grace


(2025-09-06)

Segera Daftar!

Wujudkan impian akademik Anda di Institut Studi Islam Fahmina dengan program studi unggulan, dosen ahli, dan fasilitas lengkap yang mendukung kesuksesan masa depan

ingin bertanya ? yuk di click !

WhatsApp
logo

Institut Studi Islam Fahmina

Jl. Swasembada Jl. Majasem No.15, Karyamulya, Kec. Kesambi, Kota Cirebon, Jawa Barat 45135

Telephone

+62 878-9019-8284

WhatsApp

+62 878-9019-8284

Email

info@kuliahkaryawan.net

Sosial Media

Designed by IT Kuliah Karyawan